Featured Post

Antara Aku , Freya , Dan Jimat ( Segitiga Di kamboja )

Antara Aku , Freya , Dan Jimat ( Segitiga Di kamboja ) Perkenalkan namaku Temon , Aku adalah perantau yang mencari uang di negeri orang ...

Minggu, 19 Agustus 2018

Jeritan Gerbong Maut: Neraka di Tengah Perjalanan




Via Bola - Sebelumnya, diceritakan bahwa tahanan telah dimasukkan ke dalam gerbong barang. Mereka terdiri dari masyarakat sipil dan beberapa gerilyawan Indonesia. Kali ini, kisah berlanjut pada kejadian selama perjalanan menuju ke Surabaya. tak lama saat kereta api dari Situbondo tiba pada puul 7 pagi, ketiga gerbong lalu digandengkan dan ditaruh pada posisi paling belakang. Karena kondisinya yang terkunci rapat dan tanpa dilengkapi dengan jendela, tak ada yang tahu bahwa gerbong barang itu berisi para tawanan. Setelah satu jam menunggu, kereta pun perlahan bergerak meninggalkan stasiun Bondowoso.

Di tengah perjalanan antara Bondowoso menuju ke Kalisat, sekelompok pejuang berusaha menggagalkan keberangkatan kereta dengan cara meletakkan sebuah ranjau drat yang dihubungkan dengan baterai. Hal ini sejalan dengan keterangan Kuswari (salah satu penumpang selamat) saat diwawancarai pada 14 Mei 1980 di Bondowoso.


Begitu pula dengan yang dituturkan Moh. Tayib (penumpang selamat), Saat diwawancarai pada 4 Juli 1980 di Bondowoso. Ia merasakan ledakan itu terjadi di dekat stasiun Ajung. Sayang, semua upaya tersebut sama sekali tak berpengaruh. Baik pada rangkaian gerbong maupun rel. Sesampainya di stasiun Kalisat, kereta api berhenti dan gerbong di lepas sembari menunggu kedatangan sepur lain dari jurusan Banyuwangi. Karena sepanjang jalan terjadi gangguan dari para gerilyawan, hal ini sontak membuat tentara Belanda marah besar.


Saking berangnya, para serdadu oranje itu membiarkan gerbong barang yang berisi tawanan dijemur terik sinar matahari. Bisa dibayangkan bagaimana gaduhnya suara di dalam. Para penumpang yang berteriak minta tolong agar dibukakan barang sejenak, tak dihiraukan sama sekali oleh tentara Belanda. Udara panas yang menyeruak, membuat satu persatu dari mereka berguguran.


Menurut koran Sinar Harapan dalam judul Mengenang Peristiwa Gerbong Maut terbitan 17 Juli 1965, Beberapa dari penumpang diketahui telah pingsan. Sedangkan mereka yang masih bertahan, saling berebut celah untuk menghirup udara segar. Memang, saat peristiwa berdarah itu berlangsung, kondisi gerbong sangat berlainan satu dengan lainnya.


Pada judul Cukilan Sejarah Perjuangan Gerbong Maut, Majalah Liberty edisi 17 Juli 1965 mencatat, keadaan Gerbong GR No. 5769 dan GR No. 1052 dalam keadaan baik sehingga udara tak ada yang masuk sama sekali. Saat memasuki stasiun Jember, di gerbong inilah sudah ada penumpang yang meninggal.


Beragam usaha terus dilakukan para penumpang  yang masih bertahan hidup. termasuk menggedor-gedor dinding gerbong untuk menarik perhatian orang di sekitar. Sayang, karena rangkaian diletakkan di posisi paling belakang, tak ada satupun yang tergerak untuk menolong atau setidaknya datang memeriksa. Mujur, saat kereta kembali melaju di antara Klakah dan Probolinggo, hujan turun membasahi atap gerbong. Udara pun berubah sejuk untuk sementara.

Berdasarkan pengakuan Singgih (salah satu penumpang selamat), suasana di dalam gerbong sangat gelap. Tiba-tiba, terdengar suara seseorang berkata apda dirinya. "pak singgih saya mati pak Singgih".

Kebetulan sekali singgih saat ituhendak buang air kecil. Ia pun pergi ke sumber suara dan memberikan air kencingnya pada sang teman yang bernama Slamaet Karsono untuk diminum."suwon pak" ujarnya lirih. Ketika turun hujan pun, ia memrintahkan mereka yang masih kuat untuk melepas baju dan menempelkan badan di dinding gerbong agar mendapatkan sedikit kesejukan.


Berdasarkan pengakuan Kuswari pada wawancara di tanggal 14 Mei 1980, ketika kereta berhenti dan hujan telah reda, ada seorang bocah penjual rokok yang dekat dengan gerbongnya. Ia bertanya, ada di manakah gerangan mereka berada. Dari keterangan yang diperoleh, barulah Kuswari tahu dirinya berada di Stasiun Probolinggo. Perjalanan terakhir sebelum menuju Surabaya, telah memakan korban meninggal dan sakit parah. Entah pemandangan apa yang bakal terjadi sesampainya di Surabaya. Ajal para penumpangnya


Baca: Ronaldo Tak Bikin Gol di Laga Debut, Apa Kata Allegri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar